Minggu, 17 Maret 2024

Bercocok tanam dengan sistem hidroponik dan ramah lingkungan


Nama : Muhamad Fajar Sidik
NPM : 202246500211
Kelas : R4C


Assalamu'alaikum, pada blog kali ini saya akan membahas tentang hidroponik

Abstrak

Hidroponik merupakan budidaya menanam tanpa menggunakan tanah diganti dengan media rockwool, sekam padi, kapas, dan lain lain, dimana pada tanaman hidroponik ini lebih ditekankan menggunakan nutrisi yang terlarut dalam air. Dengan menggunakan media tanam hidroponik ini penanam tidak perlu memusingkan kekurangan lahan untuk ditanami karena dengan metode hidroponik ini anda bisa menanam dimanapun. Bisa menggunakan botol bekas, pipa PVC dan juga bisa menggantungkan media tanamnya ditembok. 
Teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman. Pertumbuhan sebuah tanaman tetap dapat berkembang dengan baik apabila unsur hara yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah sebagai penyangga tanaman digantikan dengan pupuk. Dan air yang ada sebagai pelarut nutrisi, untuk kemudian bisa diserap tanaman. Pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, suatu teknik yang ditekankan dalam pemenuhan kebutuhan unsur haranya.
Perkembangan teknologi dalam bidang pertanian semakin tahun semakin pesat, sehingga masyarakat 
khususnya petani tertinggal dalam memanfaatkan kemajuan teknologi tidak akan memperoleh keuntungan 
yang maksimal dari kegiatan usaha yang dilakukan. Salah satu teknologi yang layak disebarluaskan adalah 
teknologi hidroponik, hal ini dikarenakan semakin langkahnya lahan pertanian dan sebagai pengganti 
sementara lahan tadah hujan akibat dari banyaknya sektor industri dan jasa. Sehingga kegiatan usaha dan 
pertanian konvensional semakin tidak kompetitif karena tingginya harga lahan. Teknologi budidaya 
pertanian dengan sistem hidroponik diharapkan menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat yang 
mempunyai lahan terbatas atau pekarangan dan sebagai pengganti lahan tadah hujan, bilamana hujan tidak 
kunjung datang di setiap wilayah.
Sampah plastik termasuk botol plastik adalah jenis sampah yang sangat sulit terurai sehingga menimbulkan masalah kebersihan dan kesehatan lingkungan. Secara umum masyarakat belum memiliki kemampuan dalam mengolah sampah botol plastik sehingga terjadi penumpukan. Sampah botol plastik tersebut belum termanfaatkan menjadi sesuatu yang berguna. Permasalahan lain yang dihadapi mitra adalah terbatasnya lahan dan waktu yang dimiliki mitra untuk bercocok tanam. Solusi yang ditawarkan adalah penerapan teknik bercocok tanam dengan sistem hidroponik berbasis ramah lingkungan dengan memanfaatkan sampah botol plastik. Kegiatan dilakukan dengan mentransfer pengetahuan kepada mitra melalui pelatihan pembuatan perangkat sistem hidroponik sederhana menggunakan botol plastik sebagai media tanam sayuran. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan mitra PKK Karang Anyar, Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Kegiatan ini bertujuan memperkenalkan cara bercocok tanam dengan sistem hidroponik berbasis ramah lingkungan melalui pemanfaatan daur ulang botol plastik. Kegiatan ini merupakan salah satu terobosan dalam mengurangi masalah plastik dengan menciptakan lingkungan yang bersih, hijau, dan asri. Setelah pelatihan terjadi peningkatan pengetahuan mitra mengenai pemanfaatan sampah botol plastik dan terbukti juga berhasil meningkatkan minat peserta untuk memanfaatkan botol plastik bekas untuk bercocok tanam di rumah. Mitra memberikan respon yang sangat positif terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan menilai kegiatan ini sangat bermanfaat. Selain itu, kegiatan ini dapat mendorong kemandirian ekonomi mitra dengan mengurangi biaya belanja rumah tangga sehari-hari terutama sayuran.


Kata kunci : teknologi, lahan sempit, lahan tadah hujan, sistem hidroponik, botol plastik, daur ulang, hidroponik

Latar belakang

Pertanian merupakan sektor yang sangat 
penting bagi masyarakat Indonesia. Sektor 
pertanian sebagai sumber penghasilan bagi 
beberapa masyarakat, karena sebagian besar 
kawasan Indonesia merupakan lahan pertanian. 
Para petani biasanya menggunakan tanah untuk 
media.
Dalam mengembangkan hasil 
pertaniannya. Hal tersebut sudah menjadi hal 
biasa dikalangan dunia pertanian. Melihat 
banyaknya lahan yang tidak dipakai oleh 
masyarakat untuk lahan pertanian, maka saat ini 
ada cara lain untuk memanfaatkan lahan sempit 
sebagai usaha untuk dipertimbangkan mengingat 
dapat dilakukan di pekarangan rumah, atap 
rumah maupun lahan lainnya.
Kebutuhan pangan bagi manusia seperti 
sayuran, buah-buahan semakin meningkat 
dengan perkembangan jumlah penduduk. Namun 
hal tersebut tidak di barengi dengan pertumbuhan 
lahan pertanian yang justru semakin sempit, 
belum lagi saat musim kemarau tiba, untuk 
daerah – daerah kekeringan yang lahannya tidak 
bisa di tanami saat musim kemarau.
Jangankan di kota-kota besar, dilingkup 
sentra pertanian alih fungsi lahan menjadi 
pemukiman sudah tidak dapat terelakkan lagi. 
Sehingga sistem hidroponik yang paling tepat 
untuk model usaha pengganti lahan tadah hujan 
sangat cocok dikembangkan. Golongan tanaman 
hortikultura yang biasa ditanam dengan media 
tersebut, meliputi : tanaman sayur, obat-obatan, 
sedangkan jenis tanaman yang dapat ditanam 
dengan sistem hidroponik antara lain : bunga ( 
missal : krisan, gerbera, anggrek, kaktus ) sayuran 
( missal : selada, sawi, tomat, wortel, asparagus, 
brokoli, cabe, terong dll) buah-buahan ( missal : 
melon, tomat, mentimun, semangka, strawberi, 
dll) dan juga umbi-umbian.
Cara bercocok tanam secara hidroponik 
sebenarnya sudah banyak dipakai oleh beberapa 
masyarakat untuk memanfaatkan lahan yang 
tidak terlalu luas dan lahan tadah hujan. Dan 
banyak keuntungan dan manfaat yang dapat 
diperoleh dari sistem tersebut sistem ini dapat 
menguntungkan dari kualitas dan kauntitas hasil 
pertaniannya, serta dapat memaksimalkan lahan 
sempit dan lahan tadah hujan.

Tujuan: 
Di zaman yang semakin canggih ini kehidupan manusia semakin cenderung komsumtif sehingga produktifitas manusia serta kreatifitasnya menjadi sangat rendah. Salah satu upaya untuk tidak berperilaku komsumtif adalah belajar budidaya tanaman hidroponik untuk makanan sehari-hari.
Untuk memperkenalkan cara bercocok tanam tanpa lahan yang luas, memberikan wawasan atau pengetahuan tentang tanaman hidroponik, membangun dan meningkatkan kepedulian terhadap limbah botol plastik bekas, menunjukan berbagai kemungkinan usaha bercocok tanam yang sehat, bersih, aman. 

Metode: 
Ceramah, tanya jawab, dan praktik langsung tentang cara cara budidaya secara hidroponik dengan menggunakan media botol bekas

Kesimpulan:
Cara budidaya sayur dengan hidroponik menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan sekitar 100% pengetahuan mitra pengabdian masyarakat tentang cara budidaya sayur dengan hidroponik.


Daftar Pustaka : 

https://www.wiyata.iik.ac.id/index.php/JCEE/article/view/278

https://ejournal.urindo.ac.id/index.php/PAMAS/article/view/724

Jurnal Abdikarya : Jurnal Karya Pengabdian Dosen dan Mahasiswa E-ISSN : 2655-9706
Desember 2018, Vol 01 No 02,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FEMINISME DALAM VIDEO KLIP BLACKPINK

  Analisis Semiotika John Fiske Dalam Video Klip Blackpink DDU-DU DDU-DU • Pendahuluan   Feminisme adalah keyakinan akan kesetaraan sosial, ...